Ku yakin, wanita muda yang usia nya mungkin hanya 3 tahun lebih tua dari ku ini akan pergi ke toko kue di pasar raya tempat di bekerja. Sandal jepit oranye, celana levis, kaos biru dongker, kemudia kepalanya di balun dengan jilbab hitam berenda warna warni. Tangan kanan nya memegang botol aqua yang di isi ulang dengan air galon di kosan. Air galon yang diisi dengan uang goceng saja dalam tiga hari rasanya akan berubah, sayang untuk di buang , karna biasanya satu galon itu cukup untuk persediaan satu minggu. Bagaimana dengan tas kecil yang di pangkuannya ? Bukan taa kecil berisikan make up ku yakin bukan. Tapi itu adalag mukenah yabg bewarna abu abu dan sajadah yang bewarna coklat. Aku bisa melihat karna itu tas tangan yang tervuat dari plastik bening. Salut, apapun pekerjaannya biar sederhana yang penting keridhoan Allah .
Hari ini aku mau menulis catatan refleksi terkait hal-hal yang aku rasa work well ketika belajar bersama murid-muridku. Saat pelajaran Bahasa Inggris kemarin, kita memperdalam skill reading dengan mempelajari sequence of events. Untuk anak-anak, terkadang membaca adalah hal yang membosankan bagi mereka jika dibandingkan dengan menonton video game atau bermain game itu sendiri. Apa yang harus ku lakukan agar kegiatan membaca lebih menyenangkan? Haruskah aku mengarahkan anak-anak untuk membaca nyaring dan menyimak bacaan? Ya! Hal ini cukup efektif dengan syarat, aku sebagai guru benar benar harus mengingatkan mereka untuk being respectful ketika teman yang lain membaca. Sejenak mereka menyimak, lalu beberapa menit kemudia konsentrasi mereka buyar, lalu guru akan mengingatkan mereka lagi. Begitulah hal yang terjadi sampai paragraf akhir. Aku ingin cara yang berbeda kali ini. Aku membagi anak-anak dalam 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 orang. Mereka melakukan membaca nyari...
Komentar
Posting Komentar