Langsung ke konten utama

Singapore Trip 2024 - Perjalanan Pulang

 Aku sudah lama berniat untuk berkunjung ke singapur. Salah satu cita citaku dulu mengunjungi 10 negara Asean dan keliling dunia. Tampaknya ini masih menjadi cita-citaku.

Awal tahun ini, Allah berikan kesempatan untuk berpergian. Setelah dipikir lagi travelling itu titik temu antara niat, badan yang sehat, waktu, dan kondisi finansial, dan kawan perjalanan.


Karena sampai saat ini, aku masih belum berani utk solo travelling. Mengingat skill aku yang masih sering nyasar, panikan dan masih ada malu malu untuk bertanya. Aku bergantung banyak hal pada travel mateku.

Semoga ada juga ya kontribusiku selama travelling bareng sahabatku. Sungguh aku tidak mau menjadi beban ketika kita melakukan perjalanan berdua dengan sahabatku.

Allah maha baik, menganmgerahkan sahabag yang melengkapi segala kurangku. Segala puji milik Allah, Alhamdulillah.


Keinginan untuk melihat indahnya dunia selalu aku sampaikan pada ayahku. He is my number one support system. Selalu memberikan doa restu dan dukungan penuh untuk setiap perjalananku. Mendoakanku sehingga aku yakin sekali sepertinya doa ayahku yang telah menyelamatkan kami dari angin badai di selat singapore ketika hendak menyeberang ke pelabuhan batam centre.

Malam itu, 11 Februari 2024,pukul 8.05 waktu singapore. Kami berangkat dari habourfront singapore. Menit pertama kapal ferry baik baik saja, berlayar dengan kondisi stabil. Tak lama kemudian , angin dan gelombang laut membuat ferry berguncang lebih banyak terombang ambing naik dan turus tak seperti biasanya. Lebih kurang selama satu jam kami berlayar ditengah kondisi angin badai. Banyak penumpang yang mulai mabuk, berdiri mencoba menggapai kantong plastik untuk menampung isi perut mereka yang memberontak ingin keluar. Menariknya, beberapa penumpang lain menanggapi kondisi ini dengan santai. Ada yang berteriak Oo mengikuti irama ombak layaknya sedanf berada di wahana  waterpark. Petugas kapal pun juga ikut tersenyum, sepertinya dia menikmati melihat kondisi kami yang beragam sebagai penumpang kapal malam. Atau barangkali dia mencoba optimis, bahwa semunya akan baik baik saja.


Bagaimana dengan aku dan sahabatku? Kami adalah tim yang menikmati ayunan gelombang laut, stay positif di tengah kondisi badai ini. Sikap kami yang tenag dan tidak panik serta tidak mual ini patut dipatungi jempol. Karena izin Allah, pertolongan Allah hati kamu tenang terkendali diiringi zikir sepanjang perjalanan. Maha suci Allah.

Akhirnya kami berlabuh di pelabuhan batam centre, namun perjuangan untuk pulang masih berlanjut karena kami harus mengantri imigrasi terlebih dahulu. Syukur alhamdulillah antria tak begitu panjang. Kami sampai juga di arrival gate, kemudian duduk sebentar mengumpulkan jiwa dan memesan gocar untuk pulang ke rumah.


Barulah dalam perjalanan dengan gocar ke rumah, kepalaku mulai pusing. Aku menahannya selama ini mengirim sinyal penghalang sakit ke otak dan mensugesti diri bahwa semuanya akan baik baik saja. Perjalanan kami tidak sunyi, karena kebetulan kami dapat driver yang ramah. Berhubung bulan februari tanggal 14 ini adalah pesta demokrasi,maka obrolan kami tak jauh jauh dari kandidat capres dan cawapres. Panasnya perpolitikan tahun ini ditambah dengan kombinasi pasangan capres dan cawaprea yang diluar prediksi BMKG. Okey, kita tak usah perpanjang bagian cerita yang ini.


Kami pun sampai di rumah, ketika di depan pitu kami krasak krusuk mencari kunci pintu. Setelah membongkar isi tas dan koper akhirnya kami menemukan kunci masuk rumah malam itu. Tak lansung tidur, kami mereview perjalanan kami yang penuh canda ,tawa dan kekonyolan. Sampai akhirnya kami membersihkan diri, dan tidur saat sudah lewat tengah malam.


Tunggu! Sebelum tidur. Tahukah kamu? Aku benar-benar haus karena minum sangat sedikit selama perjalanan pulang ini. Alhasil, aku memutuskan untuk pesan minuman dan makanan cemilan tengah malam sebelum tidur. Hidup hambat jika tak ada drama. Maka drama tengah malam ini adalah,  makanan dan minuman yang kami pesan tak kunjung datang. Driver tak kunjung bergerak pada aplikasi. Kemudia kami memutuskan untuk menelpon sang driver. Ternyata Hp beliau terjatuh dan diselamatkan oleh seseorang yang menemukan gawai itu di tengah jalan. Untung saja  abang-abang yang menemukanan hp pemilik driver online ini orang baik. Dia mau menunggu pemiliknya datang untuk mendapatkan hp nya kembali.


Wuah, aku tak menyangka bakalan seperti ini. Karena sudah terlanjur lelah. Aku akhirnya tertidur, sahabatku mengambil alih orderan ini dan akhirnya kita bisa minum.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Grow with You

Hari ini aku mau menulis catatan refleksi terkait hal-hal yang aku rasa work well ketika belajar bersama murid-muridku. Saat pelajaran Bahasa Inggris kemarin, kita memperdalam skill reading dengan mempelajari sequence of events. Untuk anak-anak, terkadang membaca adalah hal yang membosankan bagi mereka jika dibandingkan dengan menonton video game atau bermain game itu sendiri. Apa yang harus ku lakukan agar kegiatan membaca lebih menyenangkan? Haruskah aku mengarahkan anak-anak untuk membaca nyaring dan menyimak bacaan?  Ya! Hal ini cukup efektif dengan syarat, aku sebagai guru benar benar harus mengingatkan mereka untuk being respectful ketika teman yang lain membaca. Sejenak mereka menyimak, lalu beberapa menit kemudia konsentrasi mereka buyar, lalu guru akan mengingatkan mereka lagi. Begitulah hal yang terjadi sampai paragraf akhir. Aku ingin cara yang berbeda kali ini. Aku membagi anak-anak dalam 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 orang. Mereka melakukan membaca nyari...

Ringkasan Buku Educated

Aku setuju bahwa memoar yang ditulis Tara benar-benar kisah yang menginspirasi, menyentuh hati dan bagaimana bukti kekuatan pendidikan mengubah kehidupan. Harga yang dibayar Tara untuk sebuah perubahan besar dalam hidupnya adalah kehilangan keluarganya (Ayah, Ibu dan empat saudaranya). Sebuah jurang pemisah telah muncul diantara mereka dan tumbuh melebar seiring bertambahnya pengetahuan Tara dan tiga saudara lainnya yang juga memutuskan untuk memperoleh pendidikan formal sampai jenjang paling tinggi dengan gelar doktor. Ayah dan Ibu Tara, benar-benar tidak bisa menerima perubahan Tara, mereka tidak mau bertemu dengan Tara, menganggap Tara adalah anak yang kerasukan seta. Mereka benar-benar fanatik terhadap kepercayaan mereka yang aku pun tidak bisa percaya dengan pola pikir mereka. Tara menghadapi masa masa sulit sejak masa kanak-kanaknya. Hidup, tumbuh besar di ladang barang rongsokan, membantu ayahnya mengoperasikan alat berat, dan pekerjaan berat lainnya yang hampir membuat dia kehi...