Ketika siswa kelas 5 yang saya ajar tahun lalu menerapkan pelajaran figurative language pada poster ulang tahun yang mereka ucapkan untuk saya. Usia saya 30 tahun. Saya merasa ragu dan tidak percaya diri dengan pilihan karir saya, namun saya merasa murid saya begitu menyayangi saya. Setiap mereka menulis satu – dua kalimat menggunakan metaphor, idioms, hyperbole tentang saya.Saya tidak menyadari betapa sweet nya mereka. Saya terharu dan bangga, bagaimana mereka benar-benar terinpirasi dengan apa yang saya ajarkan di kelas dan mengunakannya untuk mempuat poster ucapan ulang tahun. Ternyata pelajaran Bahasa Inggris figurative language yang saya ajarkan bersama murid-murid saya memberikan kesan mendalam pada mereka dan mereka sangat pandai dalam menggunakannya.Hal ini sangat bearti bagi saya, ini pertama kalinya ulang tahun saya dirayakan oleh siswa-siswa saya. Saya baru mulai karir sebagai guru, kurang dari lima tahun. Saya merasa berarti, saya merasa keberadaan saya penting bagi murid-murid saya walaupun kadang sering kali saya merasa biasa saja. Menjadi guru seperti rutinitas harian yang sama.
Hal lain yang membuat saya bangga dengan siswa kelas 5 yang saya ajar tahun lalu adalah antusias mereka dalam mempersiapkan drama untuk pertunjukan akhir tahun.Kita memang belajar membuat script sebelumnya pada pelajaran Bahasa Inggris. Siswa kelas lima yang saya kira tidak tertarik pada role play ternyata menunjukkan hal sebaliknya. Barangkali karena kita sudah dua sampai tiga kali menunjukkan penampilan tarian pada event sekolah sebelumya, kali ini saya melihat insiatif mereka untuk mencoba hal baru yaitu role play. Hal yang membuat saya bangga ketika mereka mengetahui kekuatan mereka, ada yang sukarela sebagai pembuat naskah, narator, pohon, rusa, ayah, ibu, kakak, adik. Semuanya aktif mengambil peran dan mencoba berkontribusi untuk pertunjukan drama singkat ini yang hanya berdurasi lebih kurang 7 menit.Kita berlatih berulang kali, setelah diskusi panjang akhirnya kita sepakat untuk melakukan lipsync saat tampil. Kita merekam terlebih dahulu suara masing-masing pemeran. Hal lain yang mengejutkan yang saya dapati adalah, kemampuan editing mereka. Memang benar! Mereka adalah digital native, saya sudah sering melihat mereka mengedit video di salah satu aplikasi editor di gawai mereka untuk bersenang-senang atau membagikan momen lucu. Namun melihat keseriusan mereka mengedit suara, dan menambahkan backsound untuk drama dengan segala kreativitas mereka membuat saya benar-benar bangga. Hal yang saya lakukan adalah memfasilitasi mereka. Sisanya mereka yang eksekusi dan kembangkan sendiri. Peran saya lainnya adalah memberikan masukan pada mereka untuk penampilan yang lebih baik. Saya merasa ikatan saya dengan siswa kelas lima terjalin dengan baik. Mereka adalah kelas pertama yang saya ajar dan didik dan mereka membuat saya bangga dan merasa spesial sebagai guru.
Disamping itu, saya merasa siswa saya di kelas lima telah merasakan bagaimana rasanya mer-deka belajar. Mereka belajar sesuai dengan minat/ketertarikan mereka serta level mereka ma-sing-masing.Di sekolah kami untuk mengakhiri satu unit pelajara kita mempunyai penilaian yang disebut dengan summative assessment. Bisanya kita akan mebuat hands on project dan akti-vitas lainnya pada penilaian ini dengan durasi pengerjaan lebih kurang satu minggu.Dari awal perancangan pembelajaran, kita sudah melakukan diferensisasi dengan cara memfasilitasi sis-wa sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka, kita mebagi siswa dalam tiga kategori yaitu average, below, dan above. Ada target yang berbeda yang kita hadirkan dan kita mem-berikan fleksibiitas bagi mereka dalam meilih ouput/product akhir kegiatan belajar mereka.
Salah satu topik summative assessment tahun lalu adalah seputar dampak Non-Governmental Organization pada masyarakat. Siswa mendapatkan tantangan dengan memaikan peran sebagai founder sari sebuah NGO yang berusahan memecahkan masalah yang menjadi perhatian utama mereka. Siswa bebas memilih masalah mereka, ada yang memilih isu lingkungan, bullying, game addiction, pendidikan, kemiskinan, dan perlindungan hewan. Mereka melakukan riset dan berdiskusi menentukan profil dari NGO mereka kemudian menggunakan SMART goal template mereka menyajika ide mereka dalam berbagai output yang mereka merasa paling nyaman dan maksimal mengerjakannya. Ada kelompok yang memilih menggunakan poster, video, flyer, dan lain sebagainya. Hasil yang diperolehpun mememuhi ekspektasi dan merekapun juga enjoy dalam mengerjakannya.
Melihat perkembangan siswa kelas lima dan kemampuan mereka menyerap ilmu pengetahuan seperti sponge membuat saya ingin meberikan hal yang tebaik dari diri saya. Sayang sekali jika saya mempersiapkan pelajaran ala kadarnya untuk mereka sedangkan mereka mempunyai potensi besar dalam mengolah dan mengembangkan pengetahuan yang saya berikan. Melihat mereka saya ingin menjadi guru yang lebih baik lagi. Melihat mereka kita punya harapan bahwa Indonesia bisa menjadi negara yang anak muda nya juga kreatif, kompetitif dan punya daya saing yang bagus. Trimakasih untuk 18 siswa pertama saya yang meneguhkan hati saya dan membangun percaya diri saya bahwa saya pantas menjadi guru mereka dan guru untuk adik-adik setelah mereka. Trimakasih bahwa pengakuan dari mereka, kasih sayang dan hormat yang mereka curahkan kepada saya membuat saya bangga dan berarti sebagai seorang guru.
Menjadi guru tidaklah mudah, ini pekerjaan dinamis yang bisa mengaduk emosi kita setiap harinya. Tentu momen saya dengan siswa kelas lima tidak selalu dalam kondisi yang bagus. Tentu ada momen saya tegas, saya keras dan harus mendisplinkan mereka yang terkadang sangat energetic ketika bermain dengan teman dan lupa harus senantiasa bersikap yang sopan dan hormat. Di momen saya lelah menjadi guru sepertinya ada pengingat kecil yang bisa kembali menghidupkan percikan kebanggan dalam diri saya bahwa dengan menjadi guru, saya adalah salah satu sumber kasih dan perhatian bagi anak-anak. Percayalah adalah momen kita sebagai guru menjadi orang dewasa keren bagi mereka dengan ilmu baru yang kita ajarkan dan ada momen kita menjadi sahabat dan menikmati keseruan bersama mereka. Yang pada akhirnya semua rasa sayang dan perhatian itu berbalik kepada kita dengan bentuk berlipat ganda. Semoga setelah ini semakin membuncah rasa bangga yang kita miliki sebagai seorang guru. Bahwa hari-hari yang biasa bagi kita bisa jadi menjadi hari petualangan baru bagi murid kita setiap harinya.
Komentar
Posting Komentar