Banyak hal yang belum kuceritakan padamu seejak kepulanganku tahun 2021 dari Australia. Aku seperti meraba-raba melanjutkan pencarian jati diriku.
Aku mengaku, aku bingung banyak ragu yang menghampiriku. Tahukah kamu apa yang harus kamu lakukan ketika kamu kehilangan arah? Just do it! Lakukan apa saja yang ada di depan matamu.
Aku masih ingat 2021, dunia masih dalam keadaan pandemi COVID-19 bahkan saat aku pulang ke Indonesia, aku sempat karantina dulu di Jakarta selama lebih kurang 3 hari. Banyak terjadi kasus PHK yang intinya dunia dalam keadaan tidak baik-baik saja. Namun, bisnis digital di berbagai bidang melejit dengan pesat.
Di tengah kondisi yang seperti ini. Aku dengan segala keegoisanku lansung memutuskan untuk tinggal di Padang. Biasanya orang-orang sepulang merantau bakalan "istirahat" dulu di rumah, melepas rindu dengan keluarga. Bagiku cukup dua bulan saja di rumah, karena setelah itu hasrat dalam diriku memberontak ingin pergi.
Ada beberapa alasan atas kepergianku ke Padang. Salah satu diantaranya ada project pengabdian masyarakat yang menunggu sejak 2 tahun lalu untuk di eksekusi. Alhamdulillah, atas rahmat dan kasih sayang Allah, kami dimampukan melaksanakannya.
Project ini menjadi pelajaran berharga bagiku terkait bahwa "too much attachment on something is not good". Banyak pelajaran berharga lainnya yang kudapati sampai aku bisa melihat dan menilai siapa Mugni dengan pandanganku sendiri bukan dari apa yang dipikirkan orang lain.
Singkat cerita aku kembali pulang ke kampung halamanku, melanjutkan bucket list yang pernah ku buat sebelumnya. Ternyata menulis bucket list juga bisa jadi andalan saat kamu bingung ingin melakukan apa di hidup ini.
Salah satu bucket list ku adalah mengenal lebih dekat "sekolah alam". Aku pulang dan bergabung di Sekolah Alam Bukittinggi selama 1.5 tahun dan ini pengalaman yang menyenangkan dan takkan kulupakan. Aku bahagia di Sekolah Alam. Aku seperti menumukan gaya belajar dan gaya mengajar yang selama ini kudambakan. Aku sudah jatuh hati dengan konsep sekolah alam.
Jatuh hati dengan konsep sekolah alam, kupikir akan membuat ku bertahan lama. Ternyata tidak! Aku kembali melanjutkan mencoret bucket list berikutknya dengan memutuskan untuk menjadi guru di sekolah Internasional.
Aku mengakui betapa sukanya diriku pada petualangan dan hal-hal baru! Aku sering mendapatkan nasehat, kalo pindah-pindah terus kapan mau jadi ahli di satu bidang?
Aku terdiam...
Aku membela diri, bukankah aku masih berada di bidang pendidikan dan mengajar? Setidaknya kemampuan mengajar dan pengelolaan kelasku semakin bertambah dibandingkan 5 tahun yang lalu. Aku masih berproses dan terlalu cepat untuk memutuskan aku menjadi apa di kemudian hari.
Ada statement yang menarik, bukan "menjadi apa" di kemudian hari tetapi "melakukan apa" ?
Artinya kita berfokus pada value yang kita akan dan sedang kerjakan bukan terbatas pada suatu title,posisi, ataupun jabatan.
Bagaimana jika aku memilih jadi ibu rumah tangga saja di masa depan? tetapi masih bisa melakukan hal-hal yang kuinginkan bukankah itu menyenangkan?
Saat kaki masih terus mau berlari, pergilah kemanapun dan lakukan apapun Bu Mugni. Hal itu akan sangat menyenangkan. Karena akan ada saatnya nanti berhenti dan berdiam di suatu tempat dan melakukan hal yg menyenangkan.
BalasHapus