Hari ini aku aka bercerita tentang Kota Solok yang punya arti lembah. Kenapa lembah? Karena kota ini berada di hamparan tanah datar yang luas dan dikelilingi oleh perbukitan. Sedari awal aku sudah berasumsi bahwa peradaban yang ada disini adalah salah satu peradaban yang ada di lembah bukit. Ternyata asumsiku benar setelah aku mencoba riset dan membaca beberapa artikel mengenai Kota Solok di internet. Aku semakin yakin ternyata aku memang punya ketertarikan dengan pelajaran Geografi sehingga aku bisa mengingat beberapa kosa kata yang berkaitan dengan istilah yang ada pada ilmu kebumian ini.
Aku berangkat ke Solok setelah subuh sekitar pukul 05.50 bersama temanku Ara. Kita berangkat dari Kota Padang kemudian melewati tanjakan terkenal sitinjau lauik dan jalan mendaki yang berkelok lainnya. Aku sudah mempersiapkan diri lahir batin untuk perjalanan ini. Aku yang jarang ke Solok, jujur masih deg deg-an kalo melalui jalan ini. Aku benar-benar salut dengan keberanian ara yang bisa sekali seminggu melewati jalan Padang-Solok. Sungguh pemberani!
Jalan raya yang ada di perbukitan banyak dilalui oleh kendaraan yang berukuran besar seperti truk dan kendaran mobil serta motor pribadi lainnya. Di sepanjang jalan aku bisa melihat dan merasakan kabut pagi meskipun hari sudah menunjukan pukul 7 pagi. Kabut masih tebal berbeda sekali dengan kondisi di Padang dimana jam segitu matahari sudah tersenyum dengan hangat. Wajar saja karena saat itu kita berada di area perbukitan yang ketinggiannya lebih kurang 390 meter di atas permukaan laut.
Akhirnya setelah berkendara selama lebih kurang 75 menit kita sampai di Kota Solok. Melewati gedung pemerintahan, Sekolah, Rumah Sakit, Pasar dan tempat umum penting lainnya yang tertata dengan cukup rapi. Sehingga Pemerintah Kota Solok mempunyai motto untuk membuat Kota Solok menjadi Kota yang Bersih, Rapi, Aman, dan Sejahtera yang kemudian kita singkat dengan nama Kota Beras. Kata Beras punya dua arti, pertama kepanjangan dari Bersih, Rapi, Aman, dan Sejahtera, serta kedua mengacu pada beras itu sendiri yang merupakan salah satu makanan pokok orang Asia. Solok terkenal dengan julukan kota Beras karena merupakan salah satu sentra produksi beras terbesar di Provinsi Sumatera Barat. Beras Solok pun juga terkenal dengan rasanya yang enak dan aromanya yang wangi.
Popularitas sebagai kota penghasil beras membuat pemerintah Kota Solok juga berkomitmen menjaga lahan sawah di Solok. Saat aku berada di Solok dari jalan raya di atas kendaraan, teman-teman bisa melihat tulisan "SAWAH SOLOK" yang dibagun dengan huruf besar yang terbuat dari semen. Hal ini seperti penanda bahwa inilah sawah kebanggaan kami dan kita harus menjaganya agar kebutuhan pangan masyarakat tetap bisa terpenuhi di tengah semakin bertambahnya jumlah penduduk, Ini hanya interpretasi dari aku saja. Bagaimana tidak? Banyak lahan sawah yang telah menjelma menjadi lahan tempat berdirinya bangunan bertingkat yang mana pembangunan seperti ini harus kita waspadai. Harapannya tentu saja pembangunan yang dilaksanakan harus bijak dan mempertimbangkan banyak hal agar tidak merugikan masyarakat di masa yang akan datang.
Setelah beristirahat di rumah kosan Ara, siang harinya kami berangkat menuju daerah Batipuh Selatan, yang berlokasi di pinggiran Danau Singkarak. Danau Singkarak adalah danau terluas di Sumatera barat yang panjangnya lebih kurang 20 Km dan lebarnya lebih kurang 6.5 Km. Maksud dan tujuan kami kesini tidak hanya untuk berpetualang menikmati pesona dan tentramnya Danau Singkarak tetapi juga untuk memenuhi undangan pernikahan salah satu teman kami saat di bangku perkuliahan dulu. Aku tidak menyangka kalau perjalanan dari Kota Solok ke Batipuh Selatan juga bisa menghabiskan waktu hampir satu jam. Tak mengapa karena selama di perjalanan kami bisa menikmati pemandangan danau, sawah yang hijau dan menguning, pondok kecil, pohon kelapa, burung bangau dan kerbau. Pemandangan ini benar-benar seperti lukisan. Mengingatkan kita pada deskripsi pemandangan Alam Minangkabau kalo misalnya teman-teman ingat dengan pelajaran yang ada pada buku BAMK ( Budaya Alam Minangkabau).
Hal yang sempat membuat aku kecewa adalah tidak berhasil memotret kawanan burung yang terbang di atas langit ketika senja memasuki magrib. Aku yang duduk di motor di belakang Ara sebagai penumpang tidak bisa mendapatkan timing yang tepat untuk membekukan momen burung yang berbondong-bondong terbang balik ke sarangnya. Aku sedikit kesal. Ya Sudahlah, setidaknya aku melihat fenomena indah dan menakjubkan ini dengan mataku. Pemandangan yang akan tersimpang dalam memoriku dan masih bisa aku ceritakan.
Rasa kesalku terobati karen aaku bisa berhenti sejenak untuk memotret Rumah Gadang dengan pemandangan bukit hijau berkabut di belakangnya. Rasa kesalku terobati karena aku bisa merekam lambaian padi yang menari ditiup angin sore. Rasa kesalku terobati karena aku bisa memotret sawah, pohon, dan danau dalam satu frame dengan komposisi yang sempurna. Hilang sudah rasa kesalku dan kita kembali ke Kota Solok ketika orang-orang sedang menunaikan shalat Magrib di Masjid.
Solok memang punya banyak Masjid besar dan indah. Semakin meyakinkan aku bahwa Solok Serambi Madinah bukan hanya sekedar slogan. Aku berkata seperti ini karena teman-teman kuliahku yang berasal dari Solok seperti Gisti, Riri, Avi, Egi dan yang lainnya adalah sahabat-sahabat yang baik dan dekat dengan Tuhan. Bergaul dengan mereka membuatku bersyukur dan semakin sadar betapa Allah tidak pernah meninggalkan kita. Aku bisa berbicara seperti ini karena dengan mereka aku telah melalui banyak tantangan selama perkuliahan mulai dari tugas kuliah, praktikum di laboratorium, skripsian, praktek lapangan dan kegiatan kemahasiwaan lainnya yang lain kali akan aku ceritakan. Namun semua ini alhamdulillah kita berhasil melewatinya dengan segala ikhtiar dan dibarengi doa serta berserah diri pada yang kuasa. Bukannya berlebihan tetapi di usia muda sekitar awal 20 tahuan, masalah perkuliahan memang cukup berat bagi kita.
Sebagai penutup aku ingin mengucapkan terimakasih atas waktu dua hari di Solok pada pekan lalu. Pada tulisan berikutnya aku ingin membahas lebih banyak tentang Danau Singkarak. Terimakasih banyak sudah meluangkan waktu untuk membaca.
Komentar
Posting Komentar