Langsung ke konten utama

orientation week

secara resmi orientation week dimulai pada tanggal 25 Februari 2019 yang dimulai dari program International Student Program ( core event ) dan kemudian orientasi dari fakultas yang selanjutnya di ikuti dengan event optional seperti tour kampus, tour perpustakaan, dan acara welcoming ( wominjeka) dengan menyuguhkan penampilan tarian traditional suku Aborigin. It is bloody hot dan suhu nya mencapai 39 derjat celcius nyaris 40 derjat celcius. Harus selalu rajin pakai sunblock sehabis shalat zuhur kalo gag mau kebakar. Acaranya seru dan bervariasi jadi makin siap untuk menyambut awal semester meskipun masih deg deg an dengan kemampuan bahasa Inggris pas ngomong sama orang lokal dan mahasiswa internasional lainnya karena perbedaan aksen dan pronounciation yang berbeda dari yang biasa kita praktekkan.

Nah, pas acara orientation week ini siap siap berburu barang2 gratisan kayak tas, pulpen, note, bottle dan lainnya karena banyak club2 ataupun lembaga luar kampus yang mengadakan program givewaway buat mahasiswa baru.

Salut banget sama pihak penyelenggara yang mengadakan kegiatan O-week karena sesuai schedule yang tertulis, contohnya aja saat acara wominjeka dimana ada penampilan musik dan Dj namun tepat jam 6 teng, merek berhenti, tenda2 mulaii di lepas karena sesuai jadwal wominjeka selesai jam 6 sore.

Saat memulai acara pun mereka juga ontime, bahkan 15 menit sebelum acara di mulai mereka sudah standbye menyambut maba dan soundsystem sudah di atur sedemikian rupa, Sehingga tepat pada pukul 11 waktu itu pemateri lansung membuka acara dengan soundsystem yang jernih dan layar  persentasi yang jernih.

Hal-hal mengenai kedisiplinan ini patut kita contoh.

Good by Orientation week and welcome My first semester.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Buku The Midnight Library - By Matt Haig

Buku yang aku beli bulan Mei lalu, akhirnya selesai kubaca di akhir Juni ini. Aku memutuskan membeli buku ini setelah melihat beberapa review di sosial media, bahkan ada selebriti muda perempuan Indonesia yang juga sekaligus awardee LPDP mengulas buku ini dan merekomendasikannya untuk dibaca. Selain alasan ini, aku masih punya alasan lain kenapa membeli buku ini yaitu karena tokoh cerita Nora Seed mengalami depresi dan melakukan bunuh diri. DEPRESI, aku kira pada usia 30 an kita sudah menjadi lebih stabil secara emosional, namun tetap saja banyak orang yang masih mengalami krisis kehidupan di usia ini. Aku merasa mengerti dengan apa yang dialami oleh Nora. Melihat bagaimana Nora, berpetualangan di buku yang berbeda di perpustakaan tengah malam saat kondisi kritisnya, aku menyadari sesuatu bahwa sepertinya kita tak akan pernah benar-benar stabil dalam setiap fase kehidupan, karena dari sunnatullah kehidupan, hukum alam adalah terus bergerak dan dinamis. Sebagai contoh, ketika ada gempa,...

Jika Saatnya Tiba

Jika saat nya tiba, ku harus pergi tinggalkaan dunia ini. Maka ku ingin ada hal yang bisa ku tinggalkan kelak, menjadi amal yang terus mengalir bagiku. Yang terdiri dari 3 perkara : 1. Sedekah jariyah. 2. Ilmu yang bermanfaat. 3. Doa dari anak yang shaleh. Teruntuk kedua orang tua ku yang sangat kusayangi, dua orang malaikan yang di kirim tuhan yang dapat kulihat, mungkin ku tak bisa janjikan harta yang berlimpah, tapi insya Allah ku akan pastikan kirim doa terbaik ku slalu untuk ayah dan ibu. Aku bersyukur sekali telah dipertemukan teman teman hebat yang sekarang bergabung di volunteer bimbel gratis aladdin. Aku yang tengah merekapdata data volunteer merasakan kepdualian mereka terhadap pendidikan negri ini utk masa depan,semangat untuk berbagi, sangat untuk belajar dan meningkatkan kapasitas diri. Alhamdulilah, semoga kita dipersatukan dalam ukhuwah utk terus bisa berbuat baik, dan semakin baik. Aku ingin jadikan bimbel aladdin ini salah satu ladang amal yg mengalir...

Ringkasan Buku Educated

Aku setuju bahwa memoar yang ditulis Tara benar-benar kisah yang menginspirasi, menyentuh hati dan bagaimana bukti kekuatan pendidikan mengubah kehidupan. Harga yang dibayar Tara untuk sebuah perubahan besar dalam hidupnya adalah kehilangan keluarganya (Ayah, Ibu dan empat saudaranya). Sebuah jurang pemisah telah muncul diantara mereka dan tumbuh melebar seiring bertambahnya pengetahuan Tara dan tiga saudara lainnya yang juga memutuskan untuk memperoleh pendidikan formal sampai jenjang paling tinggi dengan gelar doktor. Ayah dan Ibu Tara, benar-benar tidak bisa menerima perubahan Tara, mereka tidak mau bertemu dengan Tara, menganggap Tara adalah anak yang kerasukan seta. Mereka benar-benar fanatik terhadap kepercayaan mereka yang aku pun tidak bisa percaya dengan pola pikir mereka. Tara menghadapi masa masa sulit sejak masa kanak-kanaknya. Hidup, tumbuh besar di ladang barang rongsokan, membantu ayahnya mengoperasikan alat berat, dan pekerjaan berat lainnya yang hampir membuat dia kehi...