Salah satu syarat untuk melanjutkan studi luar negri adalah memupunyai sertifikat IELTS dengan nilai sesuai den darigan persyaratan yang ada di kampus tujuan. Aku berencana untuk melanjutkan studi di Monash Unii,Melbourne Australia. Nah, nilai rata-rata IELTS yang dibutuhkan adalah 6.5 dan masing masing skill seperti mendengar, membaca, menulis dan berbicara tidak boleh kurang dari 6. aku sebenarnya sudah mengenal IELTS sejak akhir tahun 2016. Sepulan mengikuti program pertukaran pemuda semangatku untuk studi luar negri semakin membuncah, dengan modal uang jajan dari kemenpora yang aku sisihkan, aku mengikuti IELTS Preparation di Padang, lebih tepatnya di Edlink+ connect dimana instansi ini sekalian menawarkan jasa konsultasi studi luar negri. Saat mengikuti preparatian IELTS di tahun 2016 aku belum bisa maksimal karena waktu itu aku juga bekerja tapi setidaknya aku sudah tahu gambaran tentang IELTS. Aku sering ditawarkan oleh pihak EDLINK untuk ambil real test IELTS tapi aku merasa masih belum siap ditambah lagi biaya nya yang cukup mahal. Aku memutuskan untuk menanbung penghasilanku selama setahun di tahun berikutnya, yakni tahun 2017 namun aku gagal karena harus ada cost lain yang perlu ku bayar, maklum aku waktu itu masih nge kos di Padang dan sudah jarang meminta uang pada orang tua, meskipun di saat terdesak dengan kontak batin ayahku tetap memberikan jajan bulanan. Aku ngajar di bimbel tiap hari, aku juga ngajar privat dari rumah ke rumah. Hal yang kurasakan, tahun 2017 tahun dimana aku merasakan bekerja fulltime. Tahun 2017 adalah tahun dimana aku mencoba mendaftar beasiswa LPDP tanpa modal IELTS melainkan sertifikat TOEFL ITP saja, awalnya aku ragu untuk mendaftar karena persaingannya yang ketat, aku pun tidak tahu mengenai info jalur afirmasi sebelumnya, hingga suatu hari di bulan Ramadha teman kuliahku Oji, Riri, Erika, Ara, Avi kasih support ke aku buat coba aja daftar dulu jalur afirmasi. Coba aja dulu, sayang banget kalo dilewatkan kata mereka. Akhirnya aku mendaftar jalur afirmasi ( kategori miskin berprestasi ). Ini adalah hal gila yang ku lakukan berbeda dengan orang lain yang sangat well prepared dengan berkas mereka. Aku mengurus semua berkas itu dalam waktu kurang dari 1 minggu,karena aku mulai mengurusnya setalah kantor-kantor mulai beroperasi setelah libur bersama idul fitri. Saat itu deadline pengumpulan berkas adalah tanggal 7 September dan aku memutuskan untuk mengupload berkasku di Padang di kosan tercinta, aku merasa lebih percaya diri kalau aku mengupload file ku di sana dibandingkan dirumah, di kampungku, takut kalau jaringan bermasalah. Aku mendapatkan kabar bahagia perihal kelulusanku, itu adalah kado terbaik untukku di tahun 2017 dan ku sadar dari awal sudah diumumkan bahwa hanya awardee yang punya LOA unconditional bisa memulai studi di tahun 2018 sedangkan yang lainnya memulai studi paling cepat 2019. Nah, aku sadar dan siap menerima kenyataan bahwa 2018 akan menjadi tahun dimana aku belajar IELTS dengan giat sehingga bisa memperoleh LOA unconditional. Kalau dibandingkan dengan orang lain progress ku terlihat begitu lambat , iya tentu saja jika dibandingkan dengan teman2 yang nilai IELTS nya sudah oke dan punya LOA di tangan. Tapi aku harus berbesar hati dan harus banyak banyak bersyukur, waktu ku belum datang dan aku harus menempa diri agar pantas untuk memulai studiku. Dari sinilah aku belajar sabar yang tak ada batasnya dan menunggu dengan terus sambil berusaha dan berdoa. Karena aku awardee afirmasi, jadi aku mempunyai hak untuk mengikuti program pengayaan bahasa inggris di ITB guna memperoleh skor IELTS yang diinginkan. 6 bulan lamanya aku di Bandung aku berdoa pada Allah semoga ini tidak hanya sekedar waktu utnuk belajar bahasa Inggris tetapi juga kesempatan untuk meningkatkan nilai-nilai spiritual dalam diriku untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Allah mengabulkannya dan aku sangat - sangat bersyukur tela dipertemukan dengan teman2 yang baik hati dan saling support satu sama lain, tentor yang ramah dan professional. Tidak hanya belajar aku juga mendapatkan bonus untuk menjelajahi kota Bandung salah satu kota besar tempatnya anak anak gaul dan nge hits di Indonesia, jikalau waktu SMA , Bandung jadi tujuan untuk melanjutkan kuliah S1 dan selalu jadi bahan perbincangan. Kota kembang nan cantik dan semakin juara karena sekarang gubernurnya Bapak Ridwan Kamil.
Hari ini aku mau menulis catatan refleksi terkait hal-hal yang aku rasa work well ketika belajar bersama murid-muridku. Saat pelajaran Bahasa Inggris kemarin, kita memperdalam skill reading dengan mempelajari sequence of events. Untuk anak-anak, terkadang membaca adalah hal yang membosankan bagi mereka jika dibandingkan dengan menonton video game atau bermain game itu sendiri. Apa yang harus ku lakukan agar kegiatan membaca lebih menyenangkan? Haruskah aku mengarahkan anak-anak untuk membaca nyaring dan menyimak bacaan? Ya! Hal ini cukup efektif dengan syarat, aku sebagai guru benar benar harus mengingatkan mereka untuk being respectful ketika teman yang lain membaca. Sejenak mereka menyimak, lalu beberapa menit kemudia konsentrasi mereka buyar, lalu guru akan mengingatkan mereka lagi. Begitulah hal yang terjadi sampai paragraf akhir. Aku ingin cara yang berbeda kali ini. Aku membagi anak-anak dalam 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 orang. Mereka melakukan membaca nyari...
Sukses kak
BalasHapus