Lagi gak mood pake instagram sama facebook. Pengennya nge blog aja. Baru baru ini aku beli bukunya Buya Hamka tentang falsah hidup sama buku Origin karya Dan Brown. Entah mengapa orang orang yg aku anggap keren membaca buku ini aku kena virusnya jadi pengen baca juga.
Buku masih termasuk barang mewah bagiku, aku bercita cita punya perpustakaan pribadi utk anak cucu dan keluargaku kelak. Aku menyisihkan beberapa gajiku untuk membeli buku yang menarik hatiku. Bisa jadi karna contentnya, pengarang nya atau, covernya. Kadang kadang yang bikin sedih kalo buku ku dipinjam trus gag dibalikin. (T.T)
Ya sudah lah, toh cuma buku. Semoga aja bermanfaat dan jadi amal jariyah.
Sebelum baca buku falsafah hidup aku membaca buku tasawuf modern terlebih dahulu. Aku yakin aku suka dua duanya. Pas awal baca falsafah hidup bahasannya rada berat gitu ditambah ejaan bahasa indonesia lama. Tapi karna udah separuh aku baca jadi aku sudah mulai menikmatinya. Menurut ku terkadang membaca menjadi sebuah pelarian ketika tidak bisa mengajak orang laij berbicara, begitu juga dengan menulis. Tetapi ada hal yang lebih tentang menulis aku bisa menuangkan apapun yang terlintas di benakku walau kadang kadang juga menguras tenaga jikalau itu sudah berhubungan dengan writing for IELTS. Nasehat yang kutangkap dari buku falsafah sejauh ini dari yang kubaca adalah pentingnya akal, orang tidak bisa beragama jika tidak berakal. Akal akan menjadi pengendali hawa nafsu. Akal memberikan pertimbangan baik dan buru. Akal mengajarkan kita untuk berbudi halus dan sopan kepada siapapun. Membaca buku ini kembali mengingatkan ku bagaimana dulu waktu kecil diajarkan cara sopan santu oleh orang tua, guru di SD dan SMP. Seiring beranjak dewasa dan bertambah lupa terkadang kita lupa cara bersikap yang baik dan benar. Ironi sekali. Semoga dengan membaca karya orang alim menjadikan kita ingat akan nilai nilaiulia yang pernah dulu di ajarkan. Nah, satu lagi yang menarik tentang sikap seorang anak pada kedua orang tuanya. Setiap kali membaca tulisan yang berkaitan denfan orang tua selalu saja air mata ini meleleh tanpa di komando, teringat lansung jasa ibu ayah. Kadang aku rindu dimarahi ibuku karna itu juga merupakan bentuk kasih nya. Cinta yang tak mengharap balas itulah cinta orang tua. Luar biasa, kelak di masa depan dengan ijin Allah aku dimampukan mendidik anak anak generasi penerus yang taat ke pada Allah, hormat pada ibu bapaknya. Aaminn...
Hari ini aku mau menulis catatan refleksi terkait hal-hal yang aku rasa work well ketika belajar bersama murid-muridku. Saat pelajaran Bahasa Inggris kemarin, kita memperdalam skill reading dengan mempelajari sequence of events. Untuk anak-anak, terkadang membaca adalah hal yang membosankan bagi mereka jika dibandingkan dengan menonton video game atau bermain game itu sendiri. Apa yang harus ku lakukan agar kegiatan membaca lebih menyenangkan? Haruskah aku mengarahkan anak-anak untuk membaca nyaring dan menyimak bacaan? Ya! Hal ini cukup efektif dengan syarat, aku sebagai guru benar benar harus mengingatkan mereka untuk being respectful ketika teman yang lain membaca. Sejenak mereka menyimak, lalu beberapa menit kemudia konsentrasi mereka buyar, lalu guru akan mengingatkan mereka lagi. Begitulah hal yang terjadi sampai paragraf akhir. Aku ingin cara yang berbeda kali ini. Aku membagi anak-anak dalam 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 orang. Mereka melakukan membaca nyari...
Komentar
Posting Komentar