Buku yang aku beli bulan Mei lalu, akhirnya selesai kubaca di akhir Juni ini. Aku memutuskan membeli buku ini setelah melihat beberapa review di sosial media, bahkan ada selebriti muda perempuan Indonesia yang juga sekaligus awardee LPDP mengulas buku ini dan merekomendasikannya untuk dibaca. Selain alasan ini, aku masih punya alasan lain kenapa membeli buku ini yaitu karena tokoh cerita Nora Seed mengalami depresi dan melakukan bunuh diri. DEPRESI, aku kira pada usia 30 an kita sudah menjadi lebih stabil secara emosional, namun tetap saja banyak orang yang masih mengalami krisis kehidupan di usia ini. Aku merasa mengerti dengan apa yang dialami oleh Nora. Melihat bagaimana Nora, berpetualangan di buku yang berbeda di perpustakaan tengah malam saat kondisi kritisnya, aku menyadari sesuatu bahwa sepertinya kita tak akan pernah benar-benar stabil dalam setiap fase kehidupan, karena dari sunnatullah kehidupan, hukum alam adalah terus bergerak dan dinamis. Sebagai contoh, ketika ada gempa,...
I just knew it! like just now that the word picnic actually comes from French. Pique-nique. It sounds fancy, doesn’t it? Turns out, back in the 17th century, people in France who are mostly the upper class, used this word to describe a gathering where everyone brought food and drinks and shared it outdoors. Let me share with you, one of popular painting about picnic in France. For Your Information, I discussed about this painting with my beloved grade 4 students last semester. A Sunday on La Grande Jatte" is a painting by Georges Seurat, famous for its use of pointillism, also known as chromo-luminarism. Then, the idea of picnic travelled to England , and it became a thing during the Victorian era. So, what does it mean? Yes, when Queen Victoria ruled. What a time! She’s such a legend. I imagine people wearing long dresses and suits, enjoying the sunshine and tea in a garden somewhere. But here’s the thing, even if historically it was only for upper class soc...
Aku sudah lama kepikiran untuk membeli buku ini, namun maju mundur karena tergoda oleh buku lainnya. Tetapi akhirnya liburan kemaren, aku memantapkan hati untuk membelinya karena bahan bacaanku mulai habis. Light Reading for holiday, I think it's fine. Ketika melihat novel rindu, aku lansung bertanya? Siapa yang rindu pada siapa? Apa yang terjadi? Kenapa covernya gambar kapal uap dan lautan biru yang luas? Perpisahan? Wuah , sepertinya kini akan jadi novel yang sedih. Aku sengaja untuk tidak melihat review dan spoiler tentang buku ini. Aku membiarkan diriku penasaran. Karena disitulan letak pengalaman membaca, berinteraksi dengan buku, berdialog dengan pikiran sediri, dan berimajinasi. Saat membaca lembar pertama, aku terkejut, ternyata buku ini mengangkat kisah dengan setting tahun 1938 dengan tempat kejadian yang paling dominan yang menjadi latar cerita adalah kapal haji yaitu kapal uap Blitar Holland milik perusahaan Belanda. Tentu aku takjub karena dijelaskan bahwa ini adalah k...
Komentar
Posting Komentar