Aku menunggu, ya menunggu kepastian keberangkatanku. Banyak yang bertanya kapan aku mulai kuliah, karena sudah setahun pasca pengumuman lulus seleksi substansi aku masih disini. Di kala penantian ini aku pu merenung, ada sesuatu yang lebih pasti di depan sana yang menungguku yaitu kematian. Terkadang dari caraku bersikap dan berdoa seolah-olah aku terlalu mencintai dunia, padahal akhirat itu jauh lebih baik. Sambil menunggu aku merenungkan kembali apa tujuan ku, aku kembali bertanya-tanya tentang inginku. Apa sebenarnya yang aku cari. Tak ada yang bisa menjamin karirku di masa depan, kita hanya bisa merencanakan dan berusaha sebaik mungkin. Kata ayahku, nanti itu kita pikirkan, yang jelas hadapi apa sekarang yang ada di depan mata. Ketika dikasih kesempatan lanjut sekolah , ya sudah lakukan persiapannya dengan baik, kuliah aja dulu dengan baik, nanti jalannya akan terbuka dengan sendirinya. Aku tidak ingin usahaku untuk lanjut studi ini hanya untuk gelas master luar negri dan menikmati suasana negara asing dengan empat musimnya, aku berdoa dengan doa yang sama saat aku ke bandung semoga perjalananku usahaku ini tidak lain adalah perjalanan spiritual bagiku untuk jadi lebih baik. Aku tidak bisa mengabaikan kehidupan dunia karena kita harus bertahan disini meskipun ini tempat sementara. Ingatkah kamu bahwa rumah kita hakikatnya di Surga disanalah bapak ibuk kita Adam dan Hawa pertama tinggal, kita harus pulang kampung ke tempat yang sama dengan selamat. Kenapa aku menulis ini ? Karena aku terlalu mencintai dunia, biarlah tulisan ini jadi pengingat bahwa saat ku mengejar akhirat, mencari keridhaan Allah maka dengan otomatis perkara-perkara dunia akan dimudahkan dengan bahasa lain dunia di genggamanku. Jangan panik jangan terlalu khawatir , kalau itu takdirmu kau akan pergi menjelajah sudut dunia untuk belajar.
Hari ini aku mau menulis catatan refleksi terkait hal-hal yang aku rasa work well ketika belajar bersama murid-muridku. Saat pelajaran Bahasa Inggris kemarin, kita memperdalam skill reading dengan mempelajari sequence of events. Untuk anak-anak, terkadang membaca adalah hal yang membosankan bagi mereka jika dibandingkan dengan menonton video game atau bermain game itu sendiri. Apa yang harus ku lakukan agar kegiatan membaca lebih menyenangkan? Haruskah aku mengarahkan anak-anak untuk membaca nyaring dan menyimak bacaan? Ya! Hal ini cukup efektif dengan syarat, aku sebagai guru benar benar harus mengingatkan mereka untuk being respectful ketika teman yang lain membaca. Sejenak mereka menyimak, lalu beberapa menit kemudia konsentrasi mereka buyar, lalu guru akan mengingatkan mereka lagi. Begitulah hal yang terjadi sampai paragraf akhir. Aku ingin cara yang berbeda kali ini. Aku membagi anak-anak dalam 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 orang. Mereka melakukan membaca nyari...
Komentar
Posting Komentar